Mau tau soal arsitektur, arsitek, desain, interior, konstruksi?

Selamat Datang.......

selamat datang di dunia arsitektur dan interior...blog ini berisi tentang berbagai informasi seputar dunia arsitektur, desain, seni dan budaya. berbagai hal tentang teori desain bangunan dan lansekap juga diposting di blog ini. ulasan jejak rekam arsitek terkenal dan juga bangunan-bangunan hasil karyanya akan selalu dihadirkan di sini...so..check this out!!! selamat membaca...salam 

Minggu, 09 Agustus 2009

ARSITEKTUR VIHARA




ARSITEKTUR VIHARA

Seni dan arsitektur Cina berasal dari kebudayaan Neolitik (Abad New Stone) sampai abad 20, yang menunjukkan kebudayaan yang paling lama bertahan. Prinsip yang mendasari segala aspek kebudayaan Cina -- keseimbangan yang harmoni - terlihat dalam banyak karya seni dan arsitekturnya. Arsitektur Cina merupakan suatu keseimbangan tradisi, agama dan inovasi, baik dari ide-ide masyarakatnya sendiri atau pengaruh dari luar.
Pengaruh dari luar yang paling berpengaruh bagi arsitektur Cina datang dari India. Tidak hanya segi arsitekturnya saja yang terpengaruh, tapi juga segi agama dan kepercayaannya, yaitu agama Budha. Vihara sebagai tempat peribadatan agama Budha memiliki arsitektur China yang khas. 


A. Agama Budha dari India dan arsitektur china
Perjalanan luar negeri dan kekacauan politik mempengaruhi karakter arsitektur Cina selama berabad-abad. Budha yang masuk pada abad ke-4 setelah Masehi, membawa gaya baru terhadap arsitektur, seni, dan lukisan dari India. Sebagai tambahan, doktrin Budha menekankan pada kemampuan raga manusia setelah mati. Dan karenanya orang yang sudah mati harus dimakamkan sesuai ketentuan, yang dinamakan Hong Shui.
Sekitar abad ke-4, suatu aliran gaya menghasilkan kategori baru yang merupakan gabungan seni dan arsitektur Budha dengan tradisi Cina. Di Cina Barat, vihara di Dun-huang masih mempertahankan adanya lukisan dinding yang berdasar pada cerita-cerita sakral. Pagoda-pagoda dari kayu, bentuk arsitektural yang berdasar pada stupa India dan menara ciri khas dinasti Han, semuannya menunjukkan gabungan ini.
Pada masa Dinasti Sung, mulai dibangunlah bentuk-bentuk menara/bangunan peribadatan yang rendah dan mendekati bentuk vihara sekarang ini, yang akhirnya menjadi populer.
 
Vihara Byodoin - Salah satu bangunan vihara yang umum ditemui.



B. Geomansi Cina (Feng Shui/Hong Shui) 
Salah satu hal yang paling mempengaruhi arsitektur Cina, terutama pada bangunan Vihara adalah Hong Shui. Hong Shui adalah seni meramal peruntungan baik atau buruk di masa yang akan datang, dari gambar yang terdiri dari titik-titik/garis sembarang yang terdapat pada permukaan bumi. Dan oleh kepercayaan Budha, hal ini dihubungkan dengan cara memakamkan orang yang sudah mati, karena itu dapatlah dikatakan bahwa peruntungan seseorang tergantung dari bagaimana baiknya nenek moyang mereka dikuburkan, dan juga bagaimana tepatnya rencana dan konstruksi tempat tinggal mereka dibangun sesuai dengan gakamkan orang yang sudah mati, karena itu dapatlah dikatakan bahwa peruntungan seseorang tergantung dari bagaimana baiknya nenek moyang mereka dikuburkan, dan juga bagaimana tepatnya rencana dan konstruksi tempat tinggal mereka dibangun sesuai dengan gakamkan orang yang sudah mati.
Karena itu dapatlah dikatakan bahwa peruntungan seseorang tergantung dari bagaimana baiknya nenek moyang mereka dikuburkan, dan juga bagaimana tepatnya rencana dan konstruksi tempat tinggal mereka dibangun sesuai dengan gakamkan orang yang sudah mati, karena itu dapatlah dikatakan bahwa peruntungan seseorang tergantung dari bagaimana baiknya nenek moyang mereka dikuburkan, dan Singapura, Hongkong, dan lain sebagainya. Karena itu dapat dikatakan bahwa Hong Shui berperanan penting dalam arsitektur Cina.

C. Filosofi
Lingkungan alami sekeliling akan mengungkapkan kehadiran ch’i laki-lakinya atau Yang-ch’i dalam wujud sang naga, dan ch’i perempuannya atau Yin-ch’i dalam wujud sang harimau. Dua macam ch’i atau alur energi vital pertanahan ini dikatakan bersifat panas dan dingin. Secara kiasan keduanya disebut Sang Naga Biru dan Sang Harimau Putih. Sang Naga Biru sebaiknya harus selalu di sebelah kiri atau di sisi timur, sedangkan Sang Harimau Putih di sebelah kanan atau di sisi barat. Ada kalanya keduanya juga diumpamakan sebagai bagian bawah dan bagian atas lengan manusia; dan pada tekukan lengan itulah harus dicari satu lokasi yang baik, dalam sudut yang tercipta oleh sang naga dan sang harimau, pada titik pusat di mana dua airan ch’i itu saling bertemu atau bersenggama. Yang terbaik ialah apabila dua lambing tadi membentuk sebuah tapal kuda, dalam pengertian bahwa kedua lereng pegunungan pelindung yang dimulai pada satu titik bergerak memencar ke kanan dan ke kiri dalam ujud lengkung yang bagus, sementara ujungnya agak membelok kedalam dan saling mendekat. Formasi pegunungan atau perbukitan seperti ini merupakan kekuatan indeks pasti akan adanya kehadiran dari seekor naga yang asli.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Recent Readers

View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile
Web Hosting