(by sebastian)
A. Pengertian Teori Kota
Struktur ruang kota merupakan susunan bentuk dan pola ruang kehidupan kota yang terdiri dari komponen:
a. Area kota, meliputi besaran luas, bentuk dan kondisi fisik (alam buatan).
b. Jaringan (jalan), meliputi pola jaringan dan hirarki jaringan.
c. Fungsi, meliputi kegiatan (primer, sekunder, tertier) dan pelayanan (lokal, regional nasional, dan internasional)
2. Bentuk kota
Bentuk kota merupakan wujud ruang yang merupakan organisasi spasial dan geografinya, terdiri dari faktor-faktor: besaran/ luas, jumah dan kepadatan penduduk, organisasi jalan dan tempat, tekstur dan pencapaian.
3. Elemen pembentuk kota
a. Path ways (jalur pergerakan/ sirkulasi)
b. Districts (lingkungan bagian kota)
c. Edges (akhiran/ tepian sebuah distrik)
d. Landmark (bentuk-bentuk visual yang menonjol di kota)
e. Nodes (pusat-pusat aktivitas)
4. Pola kota
Pola kota merupakan corak/ model yang tercermin dari jaringan jalan, open space dan bangunan yang membentuk kerangka kota.
B. Citra dan guna arsitektur kota
Dua dimensional selalu ada di dalam arsitektur atau lingkungan binaan yaitu:
Dimensi fungsi (kegunaan) dan dimensi citra (image). Dimana dimensi fungsi menyangkut daya sehingga kehidupan menusia menjadi lebih meningkat. Sedangkan dimensi citra adalah kesan terhadap objek tertentu karena kejelasan pengaruh visual dan pengaruh spiritual (arti yang terkandung dalam objek tersebut). Jadi arsitektur atau lingkungan binan bukanlah gejala ketrampilan teknis semata namun juga mewartakan kesan penghayatan yang mempunyai arti tertentu.
Citra suatu wadah kegiatan merupakan kesan yang terbentuk oleh persepsi pemakai terhadap karakter wadah. Dalam kaitannya dengan kota, citra mengidentifikasikan keadaan khusus suatu kota atau kawasan dalam suatu kota yang merupakan identitas kota atau kawasan tersebut dan terbentuk dalam rentang waktu yang relative lama. Identitas atau ciri khas tersebut berkaitan erat dengan karakter pembentuknya yan g dapat didentifikasikan melalui beberapa elemen tertentu.
Citra hasil pengidentifikasian karakter-karakter yang ada pada tautan rancangan. Dalam hal ini tautan kawasan (urban context) dan fungsi bangunan pembentuk citra. Tautan urban dapat diidentifikasikan melalui:
a. Konservasi ruang urban ( urban space conserce)
b. Integritas fasilitas Re-urban (urban integration)
c. Kontinuitas ruang-ruang urban ( continuity of urban space)
C. Karakteristik Tautan Kawasan (urban space dan urban spatial)
Pengamatan terhadap ruang urban bisa melalui pendekatan penilaian ruang urban (urban space) dan lingkungan fisik urban (urban fabric).
Ada beberapa teori mengenai kualitas ruang urban, salah-satunya adalah theory of urban spatial design, yaitu:
1. Teori Sosok Ruang Massa (Figure Ground Theory)
Merupakan kajian ruang urban melalui ruang massa solid (pejal) dan void (rongga). Dengan penggambaran dua (2) dimension didapat bentuk dan pola-pola yang spesifik dan dominan. Dalam suatu lingkungan fisik (urban fabric) terdapat unsur-unsur urban solid (massa bangunan), urban void (ruang-ruang antar bangunan), dan relasi antar urbansolid-urban void (pejal-rongga). Diperlukan untuk menganalisa karakter fisik dapat mengidentifikasikan ciri-ciri pola yang spesifik atau dominan yang ada. Ada 6 tipe hubungan antara urban solid-urban void, yaitu: (R. Trancick, 1986, h.101)
a. Pola papan catur (Grid)
b. Pola menyiku (Anguler)
c. Pola kurva-linier (Curve-Linear)
d. Pola menjari (Radial Concentric)
e. Pola bersumbu (Axial)
f. Pola organic (Cluster)
2. Teori Tautan (Linkage Theory)
Merupakan kajian urban space dalam keterkaitannya/ ketergantungannya suatu ruang terhadap ruang lainnya, melalui sikulasi. Pola hubungan urban solid-urban void selalu saling terkait satu dengan yang lainnya, untuk itu perlu menjabarkan keterkaitan kawasan melalui hubungan spasial (spasial lingkage) dalam pendekatan mengidentifikasikan pola-pola hubungan spasial terdapat 3 macam bentuk yaitu:
a. Bentuk komposisi (Compositional Form)
Bangunan-bangunan dengan bentuk komposisi tertentu melahirkan pola-pola hubungan spasial antar bangunan melalui penggambaran secara 2 dimensional.
b. Bentuk Menerus (Mega Form)
Bangunan-bangunan yang menerus menghasilkan pola-pola hubungan spasial dengan bentuk pola-pola yang besar.
c. Bentuk kelompok (Group Form)
Group-group/ kelompok (olah fungsi atau kegiatan) secara fisik membentuk pola-pola hubungan spasial yang bersifat natural dan organik.
3. Teori Tempat (Place Theory)
Merupakan kajian urban space dalam kerja sama/ perpaduan antara tempat dengan karakteristik fisik khas lainnya. Kajian ini bersifat intern suatu tempat / kawasan pengidentifikasian karakter fisik kota/ kawasan yang menonjol memberikan nilai tambah bagi suatu kawasan dan bagi landmark merupakan suatu keharusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar