(by sebastian)
Waduk Gajah Mungkur
2. Sejarah terbangunnya Waduk Gajah Mungkur :
Sebelum tahun 1966 di daerah sepanjang Sungai Bengawan Solo sering terjadi banjir, dan untuk menanggulanginya dibangunlah Waduk Gajah Mungkur yang menenggelamkan 51 desa. Hal ini juga sesuai dengan program pemerintahan saat itu (orde baru), dimana banyak waduk yang dibangun di beberapa daerah, seperti Waduk Karangkates, Waduk Kedung Ombo, Waduk Jati Luhur, dan salah satunya adalah Waduk Gajah Mungkur. Walaupun sebetulnya pembangunan Waduk ini sudah diprogramkan sejak zaman Belanda.
Untuk Pembangunan Waduk Gajah Mungkur ini, dilakukan survey-survey pendahuluan yang selesai pada tahun 1983, tetapi pada tahun 1980, Waduk tersebut sudah mulai dialiri.
3. Asal nama Waduk Gajah Mungkur
Mungkin selama ini kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa nama Waduk Gajah Mungkur diambil dari Gunung Gajah Mungkur yang berada di sebelah Waduk. Jika memalaki nama desa atau kecamatan yang dibenamkan untuk pembuatan waduk tersebut , maka hal tersebut sangat tidak mungkin, karena ada beberapa kecamatan dan puluhan desa yang turut “disumbangkan” untuk proyek ini.
Kalau kita kebetulan mengunjungi waduk ini maka Gunung Gajah Mungkur dapat diamati dari monumen Bedhol Desa yang ada disebelah Timur bendungan. Tempat lain yang bisa digunakan untuk melihat gunung tersebut adalah dari daerah Nguter Sukoharjo. Menurut beberapa orang di sana dinyatakan gunung itu akan nampak jelas seperti wujud gajah ketika masih hijau namun ketikas musim kemarau dan gersang maka gunung itu tidak nampak jelas seperti Gajah Mungkur.
Nama Gajah Mungkur sendiri dapat diartikan sebagai sosok seekor gajah yang nampak dari belakang. Jadi gunung tersebut seperti “pantat” gajah yang mungkur (membelakangi).
Gunung tersebut seiring dengan pembuatan waduk serba guna dan ternyata memakai nama yang sama atau mungkin diambilkan dari nama gunung itu, tetapi yang terkenal justru Gajah Mungkur sebagai nama bendungan serba guna yang ada.
Potensi...............
Pengembangan potensi pariwisata di kawasan Waduk Gajah Mungkur dibagi dalam beberapa segmen wilayah, hal ini dikarenakan luasan dari Waduk Gajah Mungkur yang terlalu luas untuk dikembangkan menjadi satu kawasan wisata sekaligus. Pengembangan potensi waduk yang telah dilaksanakan oleh pemerintah setempat adalah :
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dengan pemanfaatan elemen terbesar dari Waduk Gajah Mungkur, yaitu air waduk.
2. Sendang Asri , yaiu sendang (danau) yang dikembangkan menjadi obyek wisata dengan disertai fasilitas-fasilitas penunjangnya.
3. Karamba, merupakan pembudidayaan ikan air tawar pada jala yang ditebar di dalam waduk dan Restoran Terapung, yaitu restoran yang ditempatkan di atas danau.
4. Green Belt, pengembangan pariwisata oleh Pemda Dati II Wonogiri dengan pemanfaatan jalur hijau.
5. Asem Legi, pengembangan spot pariwisata pada kawasan Waduk Gajah Mungkur yang saat ini sedang dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar