GUA MARIA MOJOSONGO
(by Sebastian)
Setiap kamis malam, segerombolan umat, terutama anak muda, berbondong-bondong naik sepeda onthel, sepeda motor, bahkan yang berjalan kaki menuju suatu tempat di utara pingiran kota Solo. Tempat ini kelihatan remang-remang tapi tiap malam Jumat begitu banyak muda-mudi datang ke tempat ziarah ini. Mereka datang dengan niat baik dan mulia, yakni berziarah dan berdoa kepada Bunda Maria. Tempat yang remang-remang tersebut tak lain adalah Gua Maria Mojosongo Solo. Gua ini masuk dalam wilayah Paroki Santa Maria Regina Purbowardayan Solo, tepatnya 3 km arah utara dari Solo. Namun yang yang berkunjung untuk ziarah ke Gua Maria Mojosongo ini bukan hanya umat Paroki Purbowardayan, melainkan umat se-Kevikepan Surakarta sudah tidak asing lagi dengan tempat ziarah ini.
Gua Maria Mojosongo dibangun dengan maksud memberi tempat bagi umat di Kota Solo yang rindu akan Tuhan atau untuk berdevosi kepada Bunda Maria. “Banyak umat yang ingin berdevosi kepada Bunda Maria tapi tidak mampu ke tempat jauh karena biayanya mahal,” kata A.Y. Suparno. Lokasi Gua Maria Mojosongo memang tidak begitu luas dan jarak jalan salibnya pun tidak begitu panjang, namun Gua Maria ini tetap menyimpan banyak misteri bagi umat yang sering berkunjung di sini. Sejak Januari sampai Desember 2000, tiap malam Jumat minggu pertama pukul 21:00 diadakan perayaan Ekaristi di Gua Maria oleh beberapa pastor dari Kevikepan Surakarta secara bergantian. Tradisi para muda-mudi dan umat yang datang setiap malam Jumat dilestarikan oleh pastor Vikep Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar