Mau tau soal arsitektur, arsitek, desain, interior, konstruksi?

Selamat Datang.......

selamat datang di dunia arsitektur dan interior...blog ini berisi tentang berbagai informasi seputar dunia arsitektur, desain, seni dan budaya. berbagai hal tentang teori desain bangunan dan lansekap juga diposting di blog ini. ulasan jejak rekam arsitek terkenal dan juga bangunan-bangunan hasil karyanya akan selalu dihadirkan di sini...so..check this out!!! selamat membaca...salam 

Minggu, 09 Agustus 2009

GUA MARIA MOJOSONGO



GUA MARIA MOJOSONGO

(by Sebastian)

Setiap kamis malam, segerombolan umat, terutama anak muda, berbondong-bondong naik sepeda onthel, sepeda motor, bahkan yang berjalan kaki menuju suatu tempat di utara pingiran kota Solo. Tempat ini kelihatan remang-remang tapi tiap malam Jumat begitu banyak muda-mudi datang ke tempat ziarah ini. Mereka datang dengan niat baik dan mulia, yakni berziarah dan berdoa kepada Bunda Maria. Tempat yang remang-remang tersebut tak lain adalah Gua Maria Mojosongo Solo. Gua ini masuk dalam wilayah Paroki Santa Maria Regina Purbowardayan Solo, tepatnya 3 km arah utara dari Solo. Namun yang yang berkunjung untuk ziarah ke Gua Maria Mojosongo ini bukan hanya umat Paroki Purbowardayan, melainkan umat se-Kevikepan Surakarta sudah tidak asing lagi dengan tempat ziarah ini.

 Sebelum menjadi tempat ziarah, tanah yang terletak di daerah Debegan RT 04/ V Mojosongo, Solo ini dulunya sudah digunakan untuk kegiatan doa rosario . Mulai tahun 1975, di tanah miring ini mulai dibangun rumah sederhana sebagai tempat beristirahat atau berteduh bilamana hujan. Tahun 1980, Pastor Pusposudarmo Pr mengumpulkan umat Katolik Paroki Purbowardayan dan umat paroki lain dalam Misa Kudus yang dilanjutkan dengan pementasan wayang wahyu dengan dalang Nyi Lucia Siti Aminah Subando di bangunan sederhana tersebut. Dalam kotbahnya, Pastor Puspo menyampaikan keinginannya membangun tempat ini sebagai tempat ziarah. Beliau mengetuk hati para penderma sehingga tak lama kemudian dibuatlah panitia pembangunan dan akhirnya Uskup Agung Semarang kala itu, Julius Kardinal Darmaatmadja SJ (sekarang Uskup Agung Jakarta), meresmikan dan memberkati Gua Maria Mojosongo pada 25 Desember 1983. Setelah pemberkatan, dibangun pagar tembok keliling, rute jalan salib dan lain sebagainya. Sambil menunggu dana masuk, Ketua II Panitia Pembangunan Gua Maria Mojosongo ketika itu, A.Y. Suparno, merencanakan akan membangun joglo permanen di sekitar altar agar umat tidak kehujanan bila berdoa. Pembangunan dibuat secara bertahap sesuai dana yang ada. Namun akhirnya ada umat yang menyumbang dana dengan membangun tambahan sayap dan menambah keramik di joglo tersebut setelah doanya terkabul.
 Gua Maria Mojosongo dibangun dengan maksud memberi tempat bagi umat di Kota Solo yang rindu akan Tuhan atau untuk berdevosi kepada Bunda Maria. “Banyak umat yang ingin berdevosi kepada Bunda Maria tapi tidak mampu ke tempat jauh karena biayanya mahal,” kata A.Y. Suparno. Lokasi Gua Maria Mojosongo memang tidak begitu luas dan jarak jalan salibnya pun tidak begitu panjang, namun Gua Maria ini tetap menyimpan banyak misteri bagi umat yang sering berkunjung di sini. Sejak Januari sampai Desember 2000, tiap malam Jumat minggu pertama pukul 21:00 diadakan perayaan Ekaristi di Gua Maria oleh beberapa pastor dari Kevikepan Surakarta secara bergantian. Tradisi para muda-mudi dan umat yang datang setiap malam Jumat dilestarikan oleh pastor Vikep Surakarta. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Recent Readers

View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile
Web Hosting