Pengertian Tipologi
- Secara harfiah,
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang tipe.
- Raphael Moneo
Secara sederhana tipologi dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang memerikan (describe) sebuah kelompok objek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar. Bahkan bisa juga dikatakan bahwa tipologi berarti tindakan berpikir dalam rangka pengelompokan.
- Eccle des Beaux Arts
Definisi tipologi dapat dibedakan atas tiga kutub utama, tergantung dari kriteria klasifikasi yang digunakan, maksud/ tujuan dari pembuat teori arsitektur, dan derajat permeabilitas dari sistem klasifikasi itu sendiri.
a) Definisi pertama, yang digunakan oleh ahli teori arsitektur dan arsitek Itali dan Perancis selama 2 dasawarsa terakhir, memperlakukan tipologi sebagai suatu totalitas kekhususan yang menggambarkan saat diciptakaannya karya arsitektur oleh suatu masyarakat atau oleh suatu kelas sosial.
b) Definisi kedua, didasarkan pada karakteristik spasial dan formal dari tipe itu sendiri. Tipe-tipe spasial seperti kuil dengan denah berbangun lingkaran dapat ditemukan pada periode sejarah-sejarah yang berbeda dan pada masyarakat yang berbeda pula.
c) Definisi ketiga dari tipologi didasarkan pada pengklasifikasian bangunan menurut penggunaan dan berdasar karakteristik kelembagaannya. Kualitas-kialitas semacam itu konsisten dalam masyarakat yang berbeda dan berlangsung terus-menerus sepanjang sejarah, seperti gereja, sekolah, pemandian, rumah sakit dan sebagainya.
- Gianugo Polesello
Tipologi arsitektur dibangun dalam bentuk-bentuk arsip dari ‘given types’, yaitu bentuk-bentuk arsitektural yang disederhanakan menjadi bangun-bangun asal elementernya yang geometrik. Aturannya ialah bahwa ‘given types’ ini berasal dari sejarah, tetapi juga merupakan hasil penemuan. Tetapi jenis-jenis ini selalu merupakan ‘given types’ yaitu elemen-elemen yang merupakan bagian dari suatu sistem (yaitu proyek komposisi), namun juga sekaligus berdiri sendiri dalam sistem tersebut.
- Anthony Vidler
Tipologi bangunan adalah sebuah studi/ penyelidikan tentang penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan untuk mencapai/ mendapatkan klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe. Klasifikasi mengindikasikan suatu perbuatan meringkas/ mengikhtiarkan, yaitu mengatur penanaman yang berbeda, yang masing-masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandingan-perbandingan pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema pada suatu saat tertentu (rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan contoh-contoh konkrit dari suatu tema tunggal dalam suatu periode atau masa yang terikat oleh ke-permanen-an dari karakteristik yang tetap/ konstan (misalnya rumah bergaya Gothik, jalan pada masa abad ke-19, kebun anggur bergaya Roman, dsb). Hal itu menjadi instrumen pemberi tanda dari gejala atau fenomena, yang membandingkan istilah-istilah yang berbeda dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk kota.
- Carlo Aymonio
Tipologi suatu bangunan adalah ilmu yang mempelajari kemungkinan penggabungan elemen-elemen dengan tipe-tipe yang tujuannya untuk mendapatkan suatu klasifikasi organisme-organisme arsitektural. Jadi tipe di sini digunakan sebagi alat untuk menggabungkan elemen-elemen sehingga didapatkan klasifikasi.
Suatu studi tentang elemen organisasional dan struktural yang artifisial (dalam arti bukan hanya bangunan tapi juga dinding, jalan, taman, dll. komponen-komponen kota) dalam hubungannya dengan bentuk kota dalam suatu kurun sejarah yang spesifik. Definisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa klasifikasi sebagai tujuan dari tipologi tidak hanya mengelompokkan bangunan-bangunan melainkan sudah lebih luas yang mencakup komponen-komponen suatu kota seperti jalan, taman, dan sebagainya.
Pada dasarnya tipologi menurut tujuan klasifikasinya dapat dibedakan atas dua pengertian (lepas dari tujuan nilai-nilai estetika).
Pertama, Tipologi bebas, bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe formal, yang menyediakan suatu metode untuk analisis dan perbandingan untuk fenomena-fenomena seni.
Kedua, Tipologi terapan yang bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe fungsional yang memberikan metode analisis dari fenomena-fenomena yang membentuk suatu keseluruhan.
- Budi A. Sukada
Tipologi adalah penelusuran asal-usul terbentuknya objek-objek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Pertama, menentukan bentuk dasar (formal structures) yang ada di tiap objek arsitektural. Yang dimaksudkan bentuk dasar ialah unsur-unsur geometrik utama, seperti segitiga, segi empat, lingkaran, dan elips, berikut segala variasi masing-masing unsur tersebut. Kedua, menentukan sifat dasar (properties) yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk dasarnya, misalnya: bujur sangkar bersifat statis, lingkaran bersifat memusat dsb. Ketiga, mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat itu.
Tipologi sebagai Metoda
Sebagai suatu metoda, tipologi digunakan sebagai alat analisis objek. Dengan tipologi, suatu objek arsitektural dianalisa perubah-perubahnya, yaitu yang menyangkut bangun dasar, sifat dasar, serta proses perkembangan bangun dasar tersebut sampai ke bentuk yang sekarang serta fungsi dari objek tersebut. Dari hasil analisa tipologi tersebut, kita dapat menentukan tipe dari objek dan menempatkannya secara benar dalam klasifikasi tipe yang sudah ada.
Sebagai suatu metode, tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan perubah-perubah dari suatu tipe, di mana suatu tipe memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan tipe-tipe yang lain. Maksudnya adalah tipologi dapat membantu menerangkan suatu tipe berdasar ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural.
Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:
- Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui ide awal dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau kejadian suatu objek arsitektural.
- Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.
- Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.
Menurut Carlo Aymonito
Tipologi bangunan seharusnya didefinisikan lagi dalam batasan-batasan dari suatu penelitian yang dilakukan manakala ada kesempatan. Tipologi bangunan merupakan salah satu alat yang diperlukan untuk melakukan studi terhadap fenomena kota. Tipologi bebas/ tipologi formal menyediakan dirinya untuk dipakai sebagai suatu analisis kritis dan perbandingan terhadap fenomena-fenomena seni. Dalam hal ini klasifikasi yang ada disusun berdasarkan kuantitas khas yang formal dan tertentu.
Sebagai metode, tipologi menganalisa suatu objek arsitektural (dalam hal ini bangunan) dan mencoba mencari karakter-karakter khas yang ada, yang akhirnya akan menjadi dasar klasifikasi objek tersebut. Dengan kata lain, karakter khas ini menjadi alat identifikasi objek-objek arsitektural tersebut.
Contoh:
Jika kita meneliti gereja-gereja St. Peter di Roma (Bramate, 1503) dan Pallazo Farnesse di Caprarola (Giacomo da Vignola, 1547), maka kita akan memiliki ciri khas dalam hal ciri organisasi ruangnya yang memusat. Secara tipologi kita akan mengatakan bahwa ciri organisasi yang memusat ini akan menjadi alat identifikasi yang menunjukkan kesamaan tipe dari kedua objek tersebut. Dengan kata lain, 2 objek tersebut dapat digolongkan dalam satu kelas yang sama dalam hal klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi ini bukan evaluasi artistik maupun definisi historik.
Adapun tipologi terapan menyediakan metode analisis dari fenomena-fenomena yang membentuk suatu keseluruhan. Dalam hal ini klasifikasi disusun berdasarkan kuantitas khas dari struktural, tidak formal seperti tipologi bebas. Dalam kasus ini, tetapan dari fenomena juga merupakan hasil dari suatu perbandingan kasus-kasus yang konkrit dan itu dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan hubungan di antara keberadaan yang berbeda-beda.
Dalam tipologi terapan, definisi historik pun ikut berperan serta. Tipologi terapan memungkinkan kita untuk menciptakan suatu hubungan dengan bentuk kota pada umumnya sebagai suatu istilah dialektika. Hubungan antara tipe bangunan dan bentuk kota secara faktual dan prinsipil tidaklah tetap. Jika pada tipologi bebas karakter-karakter itu dihubungkan dengan waktu dan bentuk kota serta perkembangannya.
Contoh:
Gereja St. Peter Pallazo Farnesse di Caprarola dan beberapa bangunan yang dibangun pada abad pertengahan memiliki karakter yang sama dalam hal organisasi terpusat. Dengan kenyataan ini secara umum kita bisa menyimpulkan bahwa pada zaman Renaisans berkembang suatu langgam arsitektur dengan karakter seperti di atas. Seperti diuraikan di atas hal ini tidak mutlak sebab pada masa-masa berikutnya bisa saja tipe/ langgam seperti ini hadir kembali.
Sebagai metode analisis, khususnya dalam hal menganalisa asal-usul dan perkembangan bentuk dasar, tipologi sering berkaitan dengan morfologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan bentuk. Sebagai sebuah metoda, tipologi berguna sebagai alat untuk ‘melacak’ bentuk-bentuk objek arsitektural sampai didapatkan ‘akar bentukan’ tadi. ‘Akar bentukan’ menyangkut struktur bangun (formal structures) dan sifat-sifat dasar (properties).