Sejarah Perkembangan Gedung Olah Raga
(by sebastian)
Keberadaan gedung olah raga berawal dari didirikannya stadion (colloseum) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas keagamaan dan social pada jaman Yunani. Pada masa itu, stadion biasanya berbentuk segi empat dan tidak beratap atau hanya beratap sebagian yaitu di atas tempat duduk penonton.
Seiring dengan kemajuan teknologi, sekitar abad 20 dapat dibuat gedung besar yang seluruhnya beratap yaitu Astrodome, Houston, Texas. Pemanfaatan gedung olah raga juga berkembang menjadi bangunan serba guna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang. Gedung olah raga dimasa mendatang etrutama yang berada di pusat kota mempunyai kecenderungan untuk berperan sebagai wadah kegiatan multi fungsi mengingat pertimbangan pengoptimalan penggunaan lahan dan ruang yang terbatas.
Klasifikasi Gedung Olah Raga
Klasifikasi dan penggunaan bangunan gedunmg olah raga
Type A
• menyediakan minimal:
1 lapangan bola basket
1 lapangan bola voli
5 lapangan buku tangkis
1 lapangan tennis
• ukuran minimal hall : 50 x 30 dengan tinggi 12,5 m
• kapasitas penonton : diatas 3.000 orang
Type B
• menyediakan minimal:
1 lapangan bola basket
1 lapangan bola voli
3 lapangan buku tangkis
• ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5 m
• kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang
Type C
• menyediakan minimal:
1 lapangan bola basket
1 lapangan bola voli
• ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m
• kapasitas penonton : 1000 orang.
Berdasarkan skala pelayanannya, gedung olah raga dibagi atas :
1. Skala Nasional
Fasilitas olah raga ini menampung atau melayani kegiatan-kegiatan di antaranya kpmpetisi utama, pertandingan, latihan dan mengajar dengan standar internasional seperti PON, Sea Games, dan sejenisnya.
Contoh : Gedung Istora Senayan Jakarta
2. Skala Regional
Fasilitas olah raga yang melayani satu atau beberapa daerah denga populasi sebesar 200.000 sampai dengan 350.000 penduduk dan merupakan fasilitas pelengkap di suatu daerah atau wilayah.
Contoh : Gelanggang Olah Raga Penjaringan
Gelanggang Olah Raga Grogol.
3. Skala Lingkungan
Fasilitas olah raga yang melayani satu lingkungan, dalam hal ini lingkungan pemukiman dngan populasi 2.000 sampai dengan 10.000 orang, dan biasannya disediakan dalam suatu kompleks perumahan sebagai satu pelengkap sarana.
Contoh : Kelapa Gading Sport Club di kompeks perumahan Kelapa Gading.
Bimantara Sport Club di kompleks perumahan Green Village.
Persada Sport Centre di kompleks AURI Halim.
4. Skala Sekolahan
Fasilitas olah raga ini melayani olah raga di suatu sekolahan, biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat berbentuk lapangan terbuka serta digunakan hanaya untuk latihan olah raga standar saja.
5. Skala Khusus
Fasilitas olah raga yang menangani olah raga jenis tertentu yang sifatnya komersial atau yang diperuntukkan khusus bagi penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak swasta.
jual lantai futsal interlock jakarta produk berkualitas, original dan bergaransi
BalasHapus