Mau tau soal arsitektur, arsitek, desain, interior, konstruksi?

Selamat Datang.......

selamat datang di dunia arsitektur dan interior...blog ini berisi tentang berbagai informasi seputar dunia arsitektur, desain, seni dan budaya. berbagai hal tentang teori desain bangunan dan lansekap juga diposting di blog ini. ulasan jejak rekam arsitek terkenal dan juga bangunan-bangunan hasil karyanya akan selalu dihadirkan di sini...so..check this out!!! selamat membaca...salam 

Selasa, 28 Juli 2009

Menengok sejenak Taman Sriwedari....


(by sebastian)

TAMAN SRIWEDARI

Babad Taman Sriwedari
Pada waktu sebelum Surakarta menjadi keraton, Kota Surakarta berwujud hutan lebat, airnya tidak dapat mengalir dengan tuntas. Setelah kehancuran kraton Kartasura, Raja memerintahkan prajurit untuk mencari tanah yang baik untuk singgasana keraton. Sebab menurut petunjuk pada jaman dahulu, bahwa keraton yang pernah dihancurkan oleh musuh tidak baik untuk dilestarikan.
Tidak lama kemudian setelah menerima wangsit untuk pergi mencari tanah ke timur, mereka berjalan ke timur sampai di Purwasari, memilih tanah disitu, tetapi tidak ada yang baik. Perjalanan ke timur lagi sampai di Kadipala, disitu para utusan merasa senang melihat tanah yang luas dan teduh. Pantas untuk dijadikan tampat keraton. Raja sangat gembira mendengar laporan dari utusan, kemudian memanggil ahli nujum supaya menghitung penggunaan tanah, hitungan ahli nujum menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak baik untuk dijadikan keraton, tetapi pantas untuk dijadikan milik pemerintah. Sebab di situ termasuk kerajaan lelembut.
Kemudian para utusan berjalan ke arah timur supaya mendapat tanah yang menjadi wahyu keraton yaitu dusun Sala. Dengan penglihatan para bang-bang pangalum-alum pada pemerintahan Surakarta tanah di Kadipala tadi pada tahun 1831 tahun Dal sinengkalan : JANMA GUNA NGESTHI RATU, kababad menjadi Taman Sriwedari.
Wujud Taman Sriwedari ( 1901-1938 )


Taman Sriwedari terletak di sebelah barat Keraton Surakarta yang berjarak kira-kira dua pal. Taman Sriwedari berbentuk persegi empat dikelilingi pagar berduri, di sebelah utara terdapat sungai yang membelah tengah-tengah kota. Gerbangnya seperti mahkota Prabu Baladewa berdiri kokoh menghadap ke utara sebagai tampat keluar masuknya para pengunjung.
Di dalam dibuat jalan berkelok-kelok melengkung ke dalam dan bercabang-cabang. Di pinggir jalan ditanami pohon Cemara diselingi pohon Trembesi dan Palem serta Kenari. Tepat di tengah-tengah terdapat rumah yang menghadap ke empat arah, berfungsi untuk istirahat para pengunjung dan jika pada waktu ramai untuk berjualan, dari tempat ini orang dapat melihat sekeliling taman karena dibuat sedikit lebih tinggi. Di sebelah selatan dibuat kandang-kandang binatang seperti sangsam, kancil, celeng, senuk, nam, lembu, banteng.
Di sebelah timur kandang terdapat panggung yang menghadap ke utara yang dipakai apabila Ingkang Sinuhun datang melihat ke Sriwedari. Agak jauh di sebelah utara, terdapat panggung untuk raja. Di depan panggung terdapat kolam tempat buaya, bulus serta penyu. Di sebelah timurnya terdapat kolam bulat yang ditanami Teratai , Kayu Apu, tempat burung Mliwis, dan Bango yang dikenal dengan Swan. Di tengah telaga terdapat panggung Estha berdinding enam melingkat berwarna-warni, dilapisi ukir-ukiran bernama Panti Pangaksi, tempat ini untuk raja. Di bawah panggung terdapat gua yang dijadikan tempat gamelan lagu-lagu bernama Maguwa Swara.
Masa Paku Buwono XI ( 1938-1980 )
Pada masa Paku Buwono XI ini tidak ada perubahan yang mencolok dengan penambahan pada fasilitas yang menonjol yaitu Gedung Wayang Orang dan Ketoprak.
Masa Paku Buwono XII ( 1980-1996 )
Fasilitas yang tersedia terjadi perubahan yang sangat drastis, karena bermacam satwa terpaksa harus dipindah/dititipkan di Taman Satwa Taru Jurug.


SRIWEDARI MASA KINI
Keberadaan Taman Sriwedari, saat ini dirasakan kurang dari fungsinya sebagai fasilitas taman kota dan taman wisata budaya. Adanya berbagai fasilitas rekreasi/wisata di kawasan Sriwedari ini, cenderung mendorong masyarakat pengunjung untuk lebih menikmati fasilitas tertentu daripada menikmati suasana taman secara keseluruhan yang diakibatkan oleh memudarnya citra taman.
Hal ini mengakibatkan munculnya kesan/citra bahwa Sriwedari bukan lagi merupakan “taman” tetapi tidak lebih sebagai suatu lokasi gedung bioskop, THR, ataupun restoran yang masing-masing berlomba-lomba untuk menjaring pengunjung dengan spesifikasi dan kelebihannya. Keadaan demikian mengakibatkan lebih dominannya fasilitas hiburan tersebut dibandingkan dengan fungsi tamannya, yang lambat laun akan semakin menyedot tidak hanya pengunjung (yang memang diharapkan) tetapi juga animo para investor yang ingin mengembangkan usahanya di kawasan Sriwedari sebagai taman kota. Sehingga Keberadaan Taman Sriwedari sebagai taman wisata budaya dan taman kota mulai terancam.

(sebastian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Recent Readers

View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile
Web Hosting