Mau tau soal arsitektur, arsitek, desain, interior, konstruksi?

Selamat Datang.......

selamat datang di dunia arsitektur dan interior...blog ini berisi tentang berbagai informasi seputar dunia arsitektur, desain, seni dan budaya. berbagai hal tentang teori desain bangunan dan lansekap juga diposting di blog ini. ulasan jejak rekam arsitek terkenal dan juga bangunan-bangunan hasil karyanya akan selalu dihadirkan di sini...so..check this out!!! selamat membaca...salam 

Kamis, 08 Maret 2012

KAWASAN STADION MANAHAN





KAWASAN STADION MANAHAN

1. Sejarah

Kawasan stadion Manahan Surakarta dibangun pada tahun 1989 di atas tanah seluas 170.000 m2 dan luas bangunan 33.000 m2, stadion ini merupakan stadion terbesar di Kota Surakarta.

2. Kondisi Fisik

Kompleks Manahan termasuk dalam wilayah kecamatan Banjarsari yang merupakan daerah pengembangan SWP IV dalam RBWKS bagian Selatan. Kondisi topografi yang relative datar dan terletak lebih kurang 95 m di atas permukaan air laut. Luas keseluruhan adalah 25 Ha. Untuk iklim, dalam hal ini angin memiliki kecepatan rata-rata minimum 0,51 m/detik dan kecepatan maksimum 2,5 m/detik. Suhu rata-rata 26*C yang berkisar antara 21,7*C – 32,3*C. kelembaban rata-rata berkisar antara 60% - 70%.

3. Tata Guna Tanah

Secara garis besar penggunaan lahan di lingkungan ini terbagi menjadi 4 peruntuan.

· Perkantoran dan jasa

Di wilayah barat (Jl. Karel Sasuit Tubun), terdapat kantor kepolisian Surakarta.

Di sebelah utara (Jl. Menteri Supeno), berdiri kantor DLLAJR dan Kantor Dinas Perikanan.

Di Jl. MT. Haryono terdapat Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Di sebelah selatan merupakan daerah pelayanan jasa seperti Hotel Horizon, Bank Niaga, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Tutuko, dan Lembaga Pendidikan Primagama.

Gedung Wanita yang digunakan sebagai gedung pertemuan, seminar, pameran dan dilengkapi dengan penginapan terdapat di sebelah timur lapang.

· Pendidikan

SMPN I Surakarta (timur)

SMUN Surakarta, STMN I Surakarta, Taman Kanak-Kanak, dan beberapa fasilitas kursus pra universitas. (selatan – barat)

FPOK UNS (utara)

· Olah raga

Stadion utama, vellodrome, ruang terbuka, gedung olah raga Manahan, gedung tennis, kolam renang dan kolam loncat indah Tirtomoyo disebelah utara lapangan.

Perumahan dan pemukiman

Perumahan dan pemukiman terletak disebelah barat sampai utara, sebelah selatan serta di sebelah timur sampai utara

Kota : Solo, Jawa Tengah


The Badalona Sport Palace


The Badalona Sport Palace

Arsitek : Esteve Bonett and Fracese Rius

Lokasi : Badalona, Spanyol

Dibangun : selesai 1991

Olimpiade Barcelona 1992 di Spanyol telah membuka cakrawala baru pada urban development di Spanyol. Tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di kota kecil sekitarnya. Seperti halnya yang ada di Badalona yang masyarakatnya memiliki antusiasme yang besar terhadap olah raga bola basket. Untuk itulah mengapa Badalona dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan basket olimpiade Barcelona 1992.

The Sport Palace dibuat sebagai salah satu stadion baru bagi masyarakat Badalona dan bagi club basket setempat. Bangunannya dibuat mengikuti seni klasik kerajaan Roma khususnya bangunan Colliseum.

Yang menarik dari bangunan stadion ini adalah penataan tempat duduk penonton pada tribunnya. Tribun penonton dibuat berbentuk elips sebanyak 2 tingkat dengan sudut yang sangat baik sehingga membuat penonton memiliki kejelasan pandangan kea rah arena utama.

Toilet-toilet ditempatkan di bawah setiap pintu masuk agar memudahkan penonton. Sirkulasi cukup baik dengan adanya koridor yang mengeliling tribun di tiap lantai.

Struktur penutup atap yaitu dengan penggunaan balok baja yang panjang, dikombinasikan dengan penguat kabel dan menempatkan jendela-jendela sabagai penerangan alami di atap bangunan terlihat sangat ekspresif.

beberapa point yang dapat diambil :

  • Penerapan koridor yang mengelilingi tribun utama pada tiap lantainya.
  • Jendela-jendela penerangan alami.
  • Struktur balok baja yang unik.

Greater Manchester Exhibition and Event Centre.

The G-MEX centre, merupakan renovasi dari gedung Manchester Exhibition yang lama. Dibangun oleh gabungan Greater Manchester Council and Commercial Union Properties Ltd. Struktur aslinya tetap dipakai namun penutup atapnya diganti dengan aluminium sheet. Strukturnya menggunakan rangka baja yang melengkung setengah lingkaran menutup arena dan tribun penonton.

Luas lantai 10.350 m, digunakan untuk exhibition hall, pertunjukan seni atau olah raga tertentu.

Gedung ini juga dilengkapi fasilitas lain yang mendukung keberadaan gedung, seperti restaurant, perkantoran, pertokoan dan sarana rekreasi lainnya.

Masukan yang dapat diambil :

  • Penggunaan struktur rangka baja dengan bahan penutup atap aluminium sheet. Terlihat sederhana namun tetap menunjukkan ekspresi yang bagus.
  • Penggabungan kegiatan olah raga, seni, rekreasi dan perkantoran dalam satu kompleks.

Palau Sant Jordi



Palau Sant Jordi

Arsitek : Arata Isozaki & Associates

Dibangun : Agustus 1985 – 1990

Lokasi : Montjuic, Barcelona, Spanyol

Klien : Barcelona Provincial and City Council

Bangunan ini dapat menggelar pertunjukkan akbar, baik olah raga maupun pertunjukkan seni, karena kapasitasnya yang dapat menampung 17.000 penonton. Permainan split level sangat terasa pada gedung ini, mengingat kondisi lahan yang berkontur.

Sekeliling tribun penonton pada tiap lantai bangunan terdapat koridor yang cukup lebar, sehingga penonton dapat leluasa berpindah dari satu tribun ke tribun yang lain, dan dapat dengan cepat keluar dalm situasi darurat. Dari koridor sirkulasi tersebut, pada tiap lantainya dapat menggabungkan ke luar bangunan bahkan ke tepi jalan raya. Jadi penonton yang berada di lantai atas dapat langsung ke luar bangunan tanpa harus melewati lantai 2 atau 1. dengan demikian arus keluar penonton dapat cepat dalam beberapa menit dan berfungsi pula sebagai pengantisipasian jika terjadi sesuatu yang bersifat insidential.

Yang menarik dari struktur yang digunakan adalah penggunaan space frame yang melengkung berbentuk dome dengan bahan baja untuk menutupi arena utama yang begitu luas. Arena tengan sebesar 73 x 50 m seluruhnya tertutup struktur tersebut. Semua terekspose dengan jujur sehingga memberi kesan dinamis dan sesuai dengan citra bangunan olah raga.

Penggunaan struktur rangka baja sangat terasa terutama di dalam ruangan. Kolom-kolom baja berbentuk bulat terlihat berdiri sendiri dengan warna yang ”berani” sehingga hamper seluruh bagian ruang dalam didominasi oleh struktur baja.

Dari studi kasus ini dapat diambil beberapa masukan :

  • Pengaturan tribun penonton dengan memperhatikan sirkulasi penonton.
  • Penggunaan struktur space frame yang berbentuk dome pada penutup atapnya memberi kesan yang sangat ekspresif.

Rabu, 07 Maret 2012

Structural Expression


Pengertian Structural Expression

Expression dalam bahasa Indonesia berarti ekspresi yaitu pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya).

Structural sama pengertiannya dengan struktur yaitu :

  • Kerangka bangunan, cara sesuatu disusun.
  • Alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikul beban intern untuk menopang dan memperkuat konsep structural.
  • Kerangka bangunan keseluruhan yang memungkinkan bangunan berdiri.

Jadi pengertian structural expression atau ekspresi struktur adalah mengungkapkan atau mengekspresikan elemen-elemen pemikul beban yang saling terkait agar dapat menunjang penampilan arsitektur bangunan pada gedung Solo Sport Center.

Struktur dan Arsitektur

Hubungan antara struktur dan arsitektur dapat berupa lebih dari satu bentuk hubungan yang akan mempengaruhi efek struktur terhadap arsitektur. Struktur dan arsitektur dapat berkaitan dalam berbagai cara yang beragam mulai dari dominasi struktur secara penuh pada arsitektur yang ekstrim hingga pengabaian sepenuhnya persyaratan structural dalam penentuan bentuk bangunan dan pengolahan estetikanya. Bentuk-bentuk hubungan tersebut, yang jumlahnya tak terbatas ini, dapat dikelompokkan menjadi enam bidang berikut:

· Ornamentasi struktur

· Struktur sebagai ornament

· Struktur sebagai arsitektur

· Struktur sebagai penghasil bentuk

· Struktur yang diterima

· Sturktur yang diabaikan

Jenis-jenis Hubungan antara Struktur dan Arsitektur

Ornamentasi Struktur

Dalam menentukan system struktur, bentuk ysng diambil merupakan akibat yang logis dari perlindungan struktur pada bangunan. Kategori ornamentasi stuktur merupakan salah satu versi dimana bangunan hanya memiliki perlindungan struktur yang terlihat dengan beberapa penyesuaian yang minimum untuk alasan visual. Contoh bangunan yang termasuk kategori ini adalah sebagai berikut: Gedung Parthenon di Athena, bangunan pada zaman Pertengahan Gothic, bangunan Pallaio’s Valmarana, Vicenza oleh Andrea Palladio, AEG Turbine Hall, Berlin, 1908; Arsitek Peter Behrens, bangunan Reliance Control di Swindon, UK, 1966; arsitek Team 4 dan Tony Hunt.

Struktur Sebagai Ornamen

‘estetika insinyur dan arsitektur – adalah dua hal yang bergerak bersama dan saling mengikuti.’

Hubungan antara struktur dan arsitektur dalam kategori ini meliputi manipulasi pada elemen struktur dengan criteria visual sebagai criteria utama. Hubungan ini merupakan fenomena yang sangat menonjol pada abad kedua puluh. Seperti halnya dalam kategori ornamentasi pada struktur, kategori ini juga mementingkan efek visual akan tetapi tidak seperti dalam ornamentasi pada struktur, proses desain pada kategori ini lebigh dikendalikan oleh pertimbangan visual disbanding pertimbangan teknis. Akibatnya kinerja struktur-struktur ini jauh dari ideal jika dinilai oleh criteria teknis.

Struktur sebagai ornament dapat dibedakan dalam tiga versi, sebagai berikut:

  • Pada awalnya, struktur digunakan secara simbolik. Pada versi ini peralatan yang dihubungkan dengan efisiensi struktur, yang sebagian besar diapat dari industri luar angkasa dan dari ilmu pengetahuan fiksi, digunakan sebagai perbendaharaan visual yang dimaksudkan untuk menyampaikan ide etntang kemajuan dan dominasi teknologi di masa depan.
  • Struktur ekspos yang mengagumkan direncanakan sebagai respon terhadap keadaan buatan yang diciptakan. Pada bangunan jenis ini, bentuk struktur yang diekspos dibenarkan secara teknis, tetapi hanya sebagai solusi untuk permasalahan teknis yang tidak perlu yang diciptakan oleh para perencana bangunan.
  • Penggunan pendekatan di mana struktur diekspresikan untuk menghasilkan bangunan yang menarik denghan menggunakan teknologi terkenal, tetapi di mana tujuan visual yang diinginkan tidak cocok dengan logika structural. Tidak adanya penggunaan gambaran yang jelas-jelas berhubungan dengan teknologi maju membedakan kategori ketiga ini dari kategori yang pertama.

Struktur Sebagai Arsitektur

Dalam suatu perencanaan bangunan dimana batas dari apa yang mungkin secara teknis dikerjakan, tanpa memungkinkan kompromi terhadap persyaratan struktur. Ini adalah jenis ketiga dari hubungan antara struktur dan arsitektur yang juga diartikan sebagai struktur tanpa ornament, tetapi mungkin lebih tepatnya adalah struktur sebagai arsitektur. Batasan dari apa yang memungkinkan secara struktur dapat dicapai untuk bangunan dengan bentang sangat panjang dan sangat tinggi. Kasus lainnya adalah bila diinginkan berat struktur yang sangat ringan agar bangunan dapat mudah dipindahkan, atau adanya hal-hal teknis lainnya yang begitu penting sehingga dapat menentukan perencanaan.

Struktur Sebagai Penghasil Bentuk/ Struktur yang Diterima

Kategori ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara struktur dan arsitektur dimana persyaratan structural diijinkan untuk sangat kental mempengaruhi bentuk bangunan walaupun struktur tersebut sebenarnya tidak diekspos. Dalam jenis hubungan ini digunakan susunan elemen yang paling pantas secara struktur dan arsitektur dusesuaikan dengannya. Alas an mengapa kedua kasus dibedakan adalah karena bentuk kedekatan hubungan antara arsitektur dan struktur sangat bervariasi. Kadng-kadang hal ini sangat positif, dengan kemungkinan bentuk struktur yang dihasilkan dapat digunakan untu disumbangkan pada suatu gaya arsitektur. Alternative kedua, meskipun bentuk bangunan sangat ditentukan untuk memenuhi persyaratan structural, kepentingan arsitektural diletakkan di tempat lain.

Struktur yang Diabaikan dalam Proses Pembuatan Bentuk dan Bukan Bagian dari Pembentukan Estetika

Sejak pengembangan teknologi struktur dengan menggunakan baja dan beton bertulang, maka memungkinkan untuk merencanakan bangunan tanpa mempertimbangkan bagaimana struktur tersebut dapat didukung dan dibangun setidaknya pada proses tahap persiapan atau pendahuluan. Hal tersebut di atas menjadi memungkinkan karena sifat kekuatan yang dimiliki oleh baja dan beton bertulang, sehingga hamper semua bentuk dapat dibangun, selama bentuknya tidak terlalu besar dan tidak ada batasan keuangan. Kebebaasn ini merupakan kontribusi yang berarti dan sering tidak dinyatakan dalam teknologi struktur yang dibuat untuk arsitektur, dengan membebaskan arsitek dari kekangan yang dipaksakan oleh kebutuhan untuk mendukung bangunan dengan pasanagn bata dan kayu.

Pengertian Tipologi Arsitektur


Pengertian Tipologi

  1. Secara harfiah,

Tipologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang tipe.

  1. Raphael Moneo

Secara sederhana tipologi dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang memerikan (describe) sebuah kelompok objek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar. Bahkan bisa juga dikatakan bahwa tipologi berarti tindakan berpikir dalam rangka pengelompokan.

  1. Eccle des Beaux Arts

Definisi tipologi dapat dibedakan atas tiga kutub utama, tergantung dari kriteria klasifikasi yang digunakan, maksud/ tujuan dari pembuat teori arsitektur, dan derajat permeabilitas dari sistem klasifikasi itu sendiri.

a) Definisi pertama, yang digunakan oleh ahli teori arsitektur dan arsitek Itali dan Perancis selama 2 dasawarsa terakhir, memperlakukan tipologi sebagai suatu totalitas kekhususan yang menggambarkan saat diciptakaannya karya arsitektur oleh suatu masyarakat atau oleh suatu kelas sosial.

b) Definisi kedua, didasarkan pada karakteristik spasial dan formal dari tipe itu sendiri. Tipe-tipe spasial seperti kuil dengan denah berbangun lingkaran dapat ditemukan pada periode sejarah-sejarah yang berbeda dan pada masyarakat yang berbeda pula.

c) Definisi ketiga dari tipologi didasarkan pada pengklasifikasian bangunan menurut penggunaan dan berdasar karakteristik kelembagaannya. Kualitas-kialitas semacam itu konsisten dalam masyarakat yang berbeda dan berlangsung terus-menerus sepanjang sejarah, seperti gereja, sekolah, pemandian, rumah sakit dan sebagainya.

  1. Gianugo Polesello

Tipologi arsitektur dibangun dalam bentuk-bentuk arsip dari ‘given types’, yaitu bentuk-bentuk arsitektural yang disederhanakan menjadi bangun-bangun asal elementernya yang geometrik. Aturannya ialah bahwa ‘given types’ ini berasal dari sejarah, tetapi juga merupakan hasil penemuan. Tetapi jenis-jenis ini selalu merupakan ‘given types’ yaitu elemen-elemen yang merupakan bagian dari suatu sistem (yaitu proyek komposisi), namun juga sekaligus berdiri sendiri dalam sistem tersebut.

  1. Anthony Vidler

Tipologi bangunan adalah sebuah studi/ penyelidikan tentang penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan untuk mencapai/ mendapatkan klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe. Klasifikasi mengindikasikan suatu perbuatan meringkas/ mengikhtiarkan, yaitu mengatur penanaman yang berbeda, yang masing-masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandingan-perbandingan pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema pada suatu saat tertentu (rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan contoh-contoh konkrit dari suatu tema tunggal dalam suatu periode atau masa yang terikat oleh ke-permanen-an dari karakteristik yang tetap/ konstan (misalnya rumah bergaya Gothik, jalan pada masa abad ke-19, kebun anggur bergaya Roman, dsb). Hal itu menjadi instrumen pemberi tanda dari gejala atau fenomena, yang membandingkan istilah-istilah yang berbeda dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk kota.

  1. Carlo Aymonio

Tipologi suatu bangunan adalah ilmu yang mempelajari kemungkinan penggabungan elemen-elemen dengan tipe-tipe yang tujuannya untuk mendapatkan suatu klasifikasi organisme-organisme arsitektural. Jadi tipe di sini digunakan sebagi alat untuk menggabungkan elemen-elemen sehingga didapatkan klasifikasi.

Suatu studi tentang elemen organisasional dan struktural yang artifisial (dalam arti bukan hanya bangunan tapi juga dinding, jalan, taman, dll. komponen-komponen kota) dalam hubungannya dengan bentuk kota dalam suatu kurun sejarah yang spesifik. Definisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa klasifikasi sebagai tujuan dari tipologi tidak hanya mengelompokkan bangunan-bangunan melainkan sudah lebih luas yang mencakup komponen-komponen suatu kota seperti jalan, taman, dan sebagainya.

Pada dasarnya tipologi menurut tujuan klasifikasinya dapat dibedakan atas dua pengertian (lepas dari tujuan nilai-nilai estetika).

Pertama, Tipologi bebas, bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe formal, yang menyediakan suatu metode untuk analisis dan perbandingan untuk fenomena-fenomena seni.

Kedua, Tipologi terapan yang bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe fungsional yang memberikan metode analisis dari fenomena-fenomena yang membentuk suatu keseluruhan.

  1. Budi A. Sukada

Tipologi adalah penelusuran asal-usul terbentuknya objek-objek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Pertama, menentukan bentuk dasar (formal structures) yang ada di tiap objek arsitektural. Yang dimaksudkan bentuk dasar ialah unsur-unsur geometrik utama, seperti segitiga, segi empat, lingkaran, dan elips, berikut segala variasi masing-masing unsur tersebut. Kedua, menentukan sifat dasar (properties) yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk dasarnya, misalnya: bujur sangkar bersifat statis, lingkaran bersifat memusat dsb. Ketiga, mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat itu.

Tipologi sebagai Metoda

Sebagai suatu metoda, tipologi digunakan sebagai alat analisis objek. Dengan tipologi, suatu objek arsitektural dianalisa perubah-perubahnya, yaitu yang menyangkut bangun dasar, sifat dasar, serta proses perkembangan bangun dasar tersebut sampai ke bentuk yang sekarang serta fungsi dari objek tersebut. Dari hasil analisa tipologi tersebut, kita dapat menentukan tipe dari objek dan menempatkannya secara benar dalam klasifikasi tipe yang sudah ada.

Sebagai suatu metode, tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan perubah-perubah dari suatu tipe, di mana suatu tipe memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya dengan tipe-tipe yang lain. Maksudnya adalah tipologi dapat membantu menerangkan suatu tipe berdasar ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural.

Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:

  1. Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui ide awal dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau kejadian suatu objek arsitektural.
  2. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.
  3. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.

Menurut Carlo Aymonito

Tipologi bangunan seharusnya didefinisikan lagi dalam batasan-batasan dari suatu penelitian yang dilakukan manakala ada kesempatan. Tipologi bangunan merupakan salah satu alat yang diperlukan untuk melakukan studi terhadap fenomena kota. Tipologi bebas/ tipologi formal menyediakan dirinya untuk dipakai sebagai suatu analisis kritis dan perbandingan terhadap fenomena-fenomena seni. Dalam hal ini klasifikasi yang ada disusun berdasarkan kuantitas khas yang formal dan tertentu.

Sebagai metode, tipologi menganalisa suatu objek arsitektural (dalam hal ini bangunan) dan mencoba mencari karakter-karakter khas yang ada, yang akhirnya akan menjadi dasar klasifikasi objek tersebut. Dengan kata lain, karakter khas ini menjadi alat identifikasi objek-objek arsitektural tersebut.

Contoh:

Jika kita meneliti gereja-gereja St. Peter di Roma (Bramate, 1503) dan Pallazo Farnesse di Caprarola (Giacomo da Vignola, 1547), maka kita akan memiliki ciri khas dalam hal ciri organisasi ruangnya yang memusat. Secara tipologi kita akan mengatakan bahwa ciri organisasi yang memusat ini akan menjadi alat identifikasi yang menunjukkan kesamaan tipe dari kedua objek tersebut. Dengan kata lain, 2 objek tersebut dapat digolongkan dalam satu kelas yang sama dalam hal klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi ini bukan evaluasi artistik maupun definisi historik.

Adapun tipologi terapan menyediakan metode analisis dari fenomena-fenomena yang membentuk suatu keseluruhan. Dalam hal ini klasifikasi disusun berdasarkan kuantitas khas dari struktural, tidak formal seperti tipologi bebas. Dalam kasus ini, tetapan dari fenomena juga merupakan hasil dari suatu perbandingan kasus-kasus yang konkrit dan itu dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan hubungan di antara keberadaan yang berbeda-beda.

Dalam tipologi terapan, definisi historik pun ikut berperan serta. Tipologi terapan memungkinkan kita untuk menciptakan suatu hubungan dengan bentuk kota pada umumnya sebagai suatu istilah dialektika. Hubungan antara tipe bangunan dan bentuk kota secara faktual dan prinsipil tidaklah tetap. Jika pada tipologi bebas karakter-karakter itu dihubungkan dengan waktu dan bentuk kota serta perkembangannya.

Contoh:

Gereja St. Peter Pallazo Farnesse di Caprarola dan beberapa bangunan yang dibangun pada abad pertengahan memiliki karakter yang sama dalam hal organisasi terpusat. Dengan kenyataan ini secara umum kita bisa menyimpulkan bahwa pada zaman Renaisans berkembang suatu langgam arsitektur dengan karakter seperti di atas. Seperti diuraikan di atas hal ini tidak mutlak sebab pada masa-masa berikutnya bisa saja tipe/ langgam seperti ini hadir kembali.

Sebagai metode analisis, khususnya dalam hal menganalisa asal-usul dan perkembangan bentuk dasar, tipologi sering berkaitan dengan morfologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan bentuk. Sebagai sebuah metoda, tipologi berguna sebagai alat untuk ‘melacak’ bentuk-bentuk objek arsitektural sampai didapatkan ‘akar bentukan’ tadi. ‘Akar bentukan’ menyangkut struktur bangun (formal structures) dan sifat-sifat dasar (properties).

Senin, 05 Maret 2012

rumah sehat

Rumah Sehat

IN: HIDUP SEHAT|KELUARGA SEHAT

13Mar2011

banner150 Rumah yang Sehat Rumah Idamanku

banner foredi200 Rumah yang Sehat Rumah Idamanku

Salah satu cara untuk menghindari terjangkit penyakit adalah dengan menempatirumah sehat. Adalah keinginan setiap orang untuk memiliki sebuah rumah yang nyaman sebagai tempat persinggahan terakhir. Seperti kata pepatah bahwa rumahku adalah istanaku. Kondisi rumah tinggal yang sehat akan menimbulkan kenyamanan serta kesehatan pemiliknya. Mungkin kita bisa melihat kembali apakah rumah kita bisa dikategorikan sebagai rumah yang sehat atau tidak.

Jika kita merasa bahwa rumah kita adalah termasuk golongan rumah sehat. Tahukah kita apa itu yang dimaksud dengan rumah yang sehat? Rumah sehatadalah rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Dengan menempati rumah yang sehat diharapkan penghuninya terhindar dari bibit penyakit. Hal ini disebabkan aktifitas rutin kita adalah dirumah, baik itu mandi, makan dan bersantai. Memiliki jiwa dan raga yang sehat diharapkan dimulai pula dengan memiliki lingkungan yang sehat yaitu rumah tinggal kita. Menurut peraturan ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh sebuah rumah untuk disebut sebagai rumah yang sehat. Sebuah rumah yang sehat harus memilik ventilasi udara yang cukup, sehingga ada sirkulasi udara yang baik. Selain itu ruangan yang ada harus cukup sebagai ruang kamar tidur bagi orang tua dan anak-anak. Rumah yang sehat juga harus memiliki pekarangan dan tanaman yang hijau. Dapur juga harus bersih sebagai tempat mengolah makanan. Setiap rumah yang sehat juga harus memiliki jamban atau kamar mandi yang bersih. Disekeliling rumah harus terdapat saluran air yang baik dan airnya mengalir.

Ada banyak manfaat yang kita dapatkan jika kita menempati rumah sehat. Sirkulasi udara yang baik akan menyebabkan bertukarnya udara di dalam rumah sehingga keadaan di dalam rumah tidak menjadi pengap dan sumpek. Bersihnya udara di dalam rumah akan menjadikan penghuninya hidup sehat dan nyaman. Saluran air yang mengalir akan membuat bibit penyakit tidak bertahan lama. Pengolahan makanan yang sehat di ruangan yang sesuai juga menjaga kita dari berbagai penyakit.

Nah, sekarang saatnya kita menjaga agar rumah kita termasuk sebagai rumah yang sehat. jagalah agar suasana rumah senantiasa bersih. Adakan jadwal yang tetap untuk melakukan suatu kegiatan rumah tangga. Buatlah daftar yang baik apa saja kegiatan yang rutin yang harus dilakukan setiap hari, setiap minggu, dan seterusnya. Rutinkan membersihkan kamar mandi dan jamban sehingga tidak terlalu lama dibiarkan kotor. Pastikan saluran air disekeliling rumah selalu mengalir. Nah, semoga rumah kita termasuk sebagai rumah sehat.


5 prinsip rumah sehat

1. Pencahayaan Alami

Cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pencahayaan alami pada rumah sehat Anda dengan pedoman:

a. Orientasi Bangunan

Bangunan sebaiknya menghadap Utara-Selatan untuk menghindari panas dan sinar matahari langsung.

b. Ukuran Ruangan dan Bukaan

Agar cahaya matahari dapat masuk dan menerangi ruangan secara maksimal, ukuran lebar ruangan sebaiknya 2 kali ukuran tinggi bukaan.

2. Ventilasi Alami

Prinsip ventilasi alami adalah menciptakan sirkulasi udara dengan memasukkan udara dingin ke dalam ruangan dan mengalirkan udara panas keluar melalui bukaan-bukaan yang diposisikan secara strategis.

Posisi bukaan yang baik untuk menciptakan sirkulasi udara adalah bukaan atas dan bukaan bawah.

3. Sistem Manajemen Limbah

Sistem manajemen limbah yang baik penting untuk menghindari pencemaran persediaan air bersih di rumah. Manajemen limbah yang baik dapat dicapai dengan mengikuti pola perletakan limbah sebagai berikut:

4. Penampungan Air Hujan

Air hujan dapat ditampung dan digunakan untuk banyak kebutuhan sehari-hari seperti menyiram toilet, berkebun, atau mencuci mobil. Dengan menampung air hujan dan menggunakannya kembali rumah sehat Anda akan jadi lebih efisien, juga ramah lingkungan.

5. Lapisan Tembus Air

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dapat dihindari jika kita menyediakan daerah resapan air yang cukup luas. Daerah resapan air yang luas di lahan yang sempit dapat dicapai dengan mengotimalkan penggunaan lapisan/permukaan tembus air seperti rumput dan grass block pada halaman, parkiran mobil (carport), dan jalan agar air dapat mengalir dan meresap secara alami ke dalam tanah.


Recent Readers

View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile View My Profile
Web Hosting